~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~: Lebih baik DIAM daripada BERBICARA

~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim, alhamdulillah, syukur ana rafa'kan ke hadrat Allah SWT kerana dengan izin-Nya, maka ana telah dapat membangunkan sebuah laman sebagai pengantar wadah bicara antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain. Semoga usaha ana ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT. Amiin. Salam Ukhwah wa Mahabbah Islamiah daripada ana 'the daughter of Haji Yusof' buat antum sekalian. Yarhamkumullah! ISLAM NO.1 kini dan selama-lamanya, insyaALLAH. ALLAHUAKBAR 3X! Wassalam wbt.

Saturday, July 08, 2006

Lebih baik DIAM daripada BERBICARA

.



Indah benar penghidupan Muslimin Muslimat dalam bermasyarakat, kerana kita memilki keistimewaan yang
khas
iaitu adanya sifat kasih sayang dan persaudaraan.

Nur kasih sayang, kasih sesama Muslim bersaudara
yang menghiasi jiwa-jiwa kita, manakala wajah kita pula
dihiasi dengan ukiran senyuman.

Dasar kehidupan sesama Mukmin adalah ikatan
persaudaraan dan tali persahabatan yang baik
.
ALLAH Subahanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud:

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap ALLAH, supaya
kamu mendapat rahmat


(Al Hujurat, 49:10)

ALLAH Subahanahu wa Ta’ala mengharamkan atas
kaum Mukminin
untuk melakukan sesuatu yang dapat
menimbulkan permusuhan dan kebencian antara
sesama mereka, sebagaimana firman-NYA dalam Kitabul
Kareem
yang bermaksud:

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat ALLAH dan sembahyang
; maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu
)."


( Al Ma’idah, 5:91)






Dan ALLAH Subahanahu wa Ta’ala memberikan kurnia
kepada hamba-hamba NYA dengan membenihkan rasa
kesatuan dalam hati mereka
. Firman ALLAH Ta’ala
yang bermaksud:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
ALLAH
, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan nikmat ALLAH kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka ALLAH mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat ALLAH, orang-orang
yang bersaudara
; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu ALLAH menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
ALLAH menerangkan ayat-ayat-NYA kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk
.”

( Al Imran, 3:103)

Dan ALLAH subhanahu wa ta'ala berfirman pula:

62. Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya
cukuplah ALLAH (menjadi pelindungmu). DIA-lah yang memperkuatmu dengan pertolongan-NYA dan dengan para
Mukmin,
63. dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan)
yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi ALLAH telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya DIA Maha Gagah lagi Maha Bijaksana
.”

(Al Anfal; 8:62-63)


~*~ ~*~ ~*~ ~*~ ~*~ ~*~


Lebih baik DIAM daripada BERBICARA

Penulisan asal oleh: Admin Jilbab.or.id
Transliterasi dan pengolahan semula penulisan: Bintu Yusof





Peribadi Muslim sejati adalah sewajarnya menjaga lidahnya
sehingga ia tidak menuturkan bicara kata melainkan untuk kebaikan, dan sekiranya berbicara itu sama baiknya dengan
tidak berbicara, maka agama menganjurkan untuk tidak
berbicara
(diam); oleh sebab adakalanya perbincangan yang
halal
dapat berubah menjadi perbincangan yang makruh dan
bahkan boleh merebak menjadi perbincangan yang haram, inilah fenomena yang seringkali terjadi antara manusia, walLAHU’Alam.

Dari Abu Hurairah radiALLAHU anhu, dari Nabi
SholLAHU ‘alaihi wassalam
, baginda s.a.w. bersabda,
yang bermaksud:

Barangsiapa yang berIman kepada ALLAH dan hari Akhir,
maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau hendaklah
ia diam
.”

(HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadith yang telah disepakati keshohihannya itu, dapatlah
difahami bahawa adalah tidak wajar bagi seseorang yang
berIman itu menutur bicara melainkan kata-katanya itu mengandungi kebaikan
, iaitu perbicaraan yang boleh
mendatangkan kebaikan. Oleh sebab itu, sekiranya timbul
keraguan atau seseorang itu merasa ragu-ragu tentang
ada atau tidak kebaikan pada apa yang akan diucap
-kannya maka hendaklah ia tidak berbicara
(lebih elok diam).





Orang yang berIman kepada ALLAH Subahanahu wa Ta’ala semestinya/ sudah tentu punya rasa takut akan ancaman-NYA, mengharap balasan pahala-NYA, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah-NYA dan meninggalkan larangan-NYA.

Dan sedari serta ingatilah, yang terpenting dari semuanya itu
adalah bagaimana mengedalikan gerak-geri seluruh anggota badannya
, kerana kelak dia akan diminta bertanggungjawab atas
perbuatan semua anggota badannya, sebagaimana firman ALLAH
Ta’ala
yang bermaksud:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya
.”

(Al Isra’, : 17:36)

Saudara saudari seaqeedah yang dihormati sekalian,

Hakikinya, bahaya lisan itu sangat banyak. RasululLAH sholLAHU ‘alaihi wassalam bersabda yang membawa maksud:

Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka kerana
tidak dapat mengendalikan lidahnya
.”

(HR Tirmidzi)

Baginda s.a.w. juga bersabda, yang maksudnya:

Setiap ucapan anak Adam menjadi tanggungjawabnya,
kecuali menyebut nama ALLAH, menyuruh berbuat ma’ruf
dan mencegah kemungkaran
.”

(HR Tirmidzi)





Barangsiapa yang memahami akan hal ini dan berIman kepada ALLAH S.W.T. dengan keIMANan yang sebenar-benarnya,
maka ALLAH Ta’ala akan memelihara lidahnya sehingga
dia tidak akan berkata-kata melainkan perkataan yang
baik-baik atau berdiam
.

Akhirul kalam..nasihat daripada Al Imam Syafi’e yang mengatakan:

Jika seseorang akan berbicara hendaklah ia berfikir sebelum menuturkan bicara. Jika yang diucapkannnya itu mengandungi kebaikan maka ucapkanlah, namun jika ia merasa ragu-ragu (tentang ada atau tidak kebaikan pada apa yang akan diucapkan itu) maka hendaklah ia tidak berbicara sehingga ia yakin bahawa apa yang akan diucapkan itu mengandungi kebaikan.”

WalLAHU TA’ALA ‘ALAM.





Sebarang kekurangan, kesilap salahan dan kelemahan dalam penulisan, kemaafan saya pohon kehadrat TUHAN, moga dikaruniakan
petunjuk oleh ROBBI, tak lupa kemaafan pada kalian yang membaca, segeralah perbetuli dan maklumi diri nan lemah ini, semoga ALLAH mengganjari usaha murnimu, insyaALLAH.

Saamih ni ‘ala kulli hal , Moga kesejahteraan dan kejayaan
milik UMMAH!

Wassalamu’alaykum warahmatulLAHI wabarakatuh
.


al faqiirah ila ROBBIha,
Bintu Yusof,
12 Jumada Al Akhirah 1427H
The Railway Campus (TRC), NZ.



~*~ ~*~ ~*~ ~*~ ~*~ ~*~

Maraji' penulisan asal dan kemaskini:



1. Abdul Malik Abdul Qosim, “Bagaimana Menjaga Hati”,
Darul Haq
2. Ibnu Daqiq Al 'ied, “Syarah Hadits Arbain”,
Media Hidayah
3. Al Quran digital versi 2.1. oleh team penyusun Achmad Fahrudin, Mohammad Mukhlis Kamal, Wheny Abdurrahman etc. (Freeware © Hak cipta hanya milik Allah swt.)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Powered by ClockBot.com }