~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~: Apakah Sudah Engkau Lakukan?

~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim, alhamdulillah, syukur ana rafa'kan ke hadrat Allah SWT kerana dengan izin-Nya, maka ana telah dapat membangunkan sebuah laman sebagai pengantar wadah bicara antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain. Semoga usaha ana ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT. Amiin. Salam Ukhwah wa Mahabbah Islamiah daripada ana 'the daughter of Haji Yusof' buat antum sekalian. Yarhamkumullah! ISLAM NO.1 kini dan selama-lamanya, insyaALLAH. ALLAHUAKBAR 3X! Wassalam wbt.

Thursday, April 26, 2007

Apakah Sudah Engkau Lakukan?

.


Ba’da tahmid wassalam, khas buat kehadrat tamu ziarah
yang saya hormati sekalian, insyaALLAH di kesempatan kali
ini saya tampilkan sebuah tausiyah yang amat beerti dari
perolehan bacaan saya yang terkini, insyaALLAH sama-sama
kita ambil manfa’at daripadanya.

Nasihat Rohani (Ruhaniyat) – Tarbawi Edisi 152

Limaadzaa laa nuthabbiq ma’a ta’allam naahu?

Ini judul sebuah khutbah berbahasa ‘Arab dalam kaset.
Ertinya: Kenapa kita tidak menerapkan apa yang sudah
kita ketahui
.

Isinya bagus sekali untuk kita renungkan.
Syaikh Muhammad al Munjid, penceramah dalam kaset itu,
mengawali kalimat-kalimat pembukaannya dengan melontarkan
banyak pertanyaan. Ayuh, sama-sama kita semak,



Saudaraku,
sudah berapa banyak ceramah kita dengarkan?
Berapa banyak buku sudah kita baca?
Berapa nasihat yang sudah disampaikan untuk kita?
Berapa kali kita mengkhatamkan al Quran?
Apa sahaja yang sudah berguna untuk kehidupan kita?
Berapa banyak perintah yang kita kerjakan?
Berapa banyak larangan yang sudah kita tinggalkan?
Berapa kali kita mengetahui hukumm suatu masalah
tapi kita tidak melakukannya?
Kenapa ilmu itu tidak membekas pada diri kita?
Kenapa kita masih tetap meremehkan amal sunnah,
tapi berlebihan dalam hal mubah?”


Saudaraku,
Kita pantas berduka dan bersedih. Duka, kerana ketukan
hati yang begitu mengena. Sedih, kerana sesungguhnya
kita merasakan problematika besar dari pernyataan itu.

Saudaraku,
Mari kita ikuti kembali uraian nasihat dari Syaikh al Munjid
ini. Menurutnya, dorongan paling kuat yang menjadikan
orang beramal itu adalah kehangatan IMAN kepada ALLAH
Subahanahu wa Ta’ala
. Itu sebabnya ALLAH Ta’ala menyeru
kita dengan kalimat:

yaa ayyuhal ladziina aamanuu
(wahai orang-orang yang berIMAN)

dalam banyak firman-NYA, kemudian dilanjutkan dengan kata
perintah melakukan sesuatu. Maka, apabila keIMANan kita
berkurangan, berkurang pulalah motivasi dan pendorong
kita melakukan sesuatu. Jika keIMANan dan keyakinan kita
kepada ALLAH Subahanahu wa Ta’ala sangat kuat, maka
semangat ber’amal pun akan semakin kuat.



Apakah ada hal lain kecuali IMAN yang mendorong Abu Bakar
radhialLAHU
anhu memberikan seluruh hartanya di jalan
ALLAH Ta’ala? Adakah alasan lain yang menjadikan seorang
sohabat membuang sisa-sisa makanannya lalu memasuki medan
jihad
untuk kemudian mati syahid, kecuali kerana ia yakin
dengan adanya Syurga
. Begitulah orang-orang Sholih.

Saudaraku,
Itu sebab pertama yang disampaikan Syaikh al Munjid.
Selanjutnya ia menyinggung tentang kurangnya kesungguhan
kita dalam melakukan ‘amal sholih
. Kita lemah semangat
dalam mencari ‘ilmu yang bisa mendorong kita melakukan
‘amal sholih. Berbeda dengan prinsip para shohabat radhialLAHu
‘anhum dahulu yang banyak bertanya kepada RasululLAH sholla
ALLAHu ‘alaihi wassalam untuk mendapatkan ‘ilmu.
Abu Bakar r.a.
bertanya,“Ya RasululLAH, ajarkan aku sebuah do’a yang bisa
aku gunakan dalam sholat dan di rumah
.” Ibnu Mas’ud juga
bertanya, “Ya RasululLAH, ‘amal apa yang bisa mendekatkan
pada syurga
?”

Itulah sebabnya ALLAH Subahanahu wa Ta’ala telah mengingatkan
kita dalam firman-NYA,

Wa lau annahum fa’aluu ma yuu’azuuna bihi lakaana khairan
lahum wa asyaddu tatsbiita
.”

Yang maksudnya: Jika mereka mengerjakan apa yang dinasihati
kepada mereka, nescaya itu lebih baik dan lebih meneguhkan
(bagi mereka).






Saudaraku,
Banyak di antara kita yang tidak mahu melakukan perintah,
kecuali yang tingkatannya adalah wajib. Sementara kita
berlebihan dalam hal mubah. Kita kalah oleh lingkungan
yang tidak mendorong kita melakukan kebaikan yang kita
sudah tahu. Hubungan kita juga lemah dengan al Quran
dan sunnah RasululLAH sholla ALLAHu ‘alaihi wassalam
.
Mengapakah Ummu Aiman r.a. menangis sa’at dikunjungi
Abu Bakar dan ‘Umar
?
Ia menangis kerana terputusnya
wahyu. Itu tanda bahawa Ummu Aiman memiliki ikatan
yang begitu kuat dan sangat terpengaruh dengan wahyu
ALLAH Ta’ala.

Kita banyak beralasan dengan mengatakan, ALLAH tidak
akan memberi beban kecuali sebatas kemampuan hamba-NYA,
lalu kita mengatakan kita tidak mampu melakukan amal
-amal sholih
. Kita terlalu panjang menyusuan harapan
keduniaan, tetapi mengecilkan target-target Akhirat.
Kita terlalu banyak dilupakan dengan keinginan dunia,
hingga kita tidak banyak ber’amal untuk kepentingan
Akhirat. Kita tidak terlalu yakin dengan Islam, kerana
itu kita tidak sungkan menerapkan petunjuknya. Kita
terlalu banya membuat tangga untuk menjadi baik, tetapi
sampai sekarang kita masih tetap sahaja berada dalam
proses untuk menjadi baik. Sementara, kita tidak tahu
kapan usia kita usai dan kita tak mampu lagi melakukan
perbaikan.





Saudaraku,
Itu sebahagian alasan yang dihuraikan Syaikh al Munjid.
Syaitan pasti mempunyai cara sendiri untuk memalingkan
kita dari mempraktikkan apa yang sudah kita ketahui.
RasululLAH sholla ALLAHu ‘alaihi wassalam telah
mengingatkan kita soal ini. Ia bersabda yang
maksudnya:

Dua sikap yang apabila dipelihara seorang Muslim,
maka ia pasti masuk Syurga. Sikap itu mudah tapi
yang melakukan kedua-duanya sedikit sahaja. Bertasbih
sebanyak 10 kali, bertakbirlah sebanyak 10 kali,
bertahmidlah sebanyak 10 kali usai setiap sholat.
Maka itu sama dengan 150 kali dengan lisan, 1500 kali
nilainya dalam Mizan. Lalu, bertasbihlah 33 kali,
bertahmidlah 33 kali, bertakbirlah 33 kali jika ingin
tidur. Maka itu beerti 100 kali dengan lisan, 1000 kali
nilainya dalam Mizan. Siapakah di antara kalian yang
dalam satu hari melakukan 2500 keburukan
?”

Para shohabat menjawab:

Ya RasululLAH, bagaimana itu semua mudah dikatakan
mudah dilakukan sedangkan yang melakukannya sedikit
?”

RasululLAH s.a.w. bersabda yang bermaksud:

Syaitan mendatangi salah seorang kalian bila ia selesai
sholat dan mengingatkannya dengan sejumlah keperluan ini
dan itu. Lalu orang itu pergi dan tidak mengucapkan
dzikir tersebut. Dan ketika akan tidur, syaitan
mendatanginya lalu untuk menidurkannyaa sebelum orang
itu mengucapkanya
.”

(HR Imam Ahmad)

Saudaraku,
Renungkanlah kekhawatiran Abu Darda r.a. berikut ini:

Aku takut. Jika pertama kali yang ditanyakan kepadaku
kelak oleh TUHAN-ku adalah
:

Apakah engkau amalkan apa yang engkau ketahui?”

………..................................

Bintu Yusof,
Do'akan UMMAH!

- 9 Rabi al Akhar 1428H-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Powered by ClockBot.com }