~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~: Pohon Pisang

~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim, alhamdulillah, syukur ana rafa'kan ke hadrat Allah SWT kerana dengan izin-Nya, maka ana telah dapat membangunkan sebuah laman sebagai pengantar wadah bicara antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain. Semoga usaha ana ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT. Amiin. Salam Ukhwah wa Mahabbah Islamiah daripada ana 'the daughter of Haji Yusof' buat antum sekalian. Yarhamkumullah! ISLAM NO.1 kini dan selama-lamanya, insyaALLAH. ALLAHUAKBAR 3X! Wassalam wbt.

Sunday, April 15, 2007

Pohon Pisang

.


Ba’da tahmid wassalam,

Assalamu’alaykum warahmatulLAHI wabarokaatuh,
Syukur kehadrat ILAHI, kerinduan untuk meninta
jalinan ilmiah sesama saudara/ri seaqeedah diperkenan
oleh-NYA di kala ini. InsyaALLAH bagi pengongsian
kali ini, saya bawakan sebuah penulisan yang barangkali
tajuknya nampak bersahaja, namun bacailah dan cuba
renungi siratan mesej yang terlampir padanya, moga
bermanfa’at insyaALLAH.

Pohon Pisang



Pohon Pisang rasanya bukan satu jenis pohon yang asing
bagi kita. Pohon yang berbatang tidak berkayu dan berdaun
lebar itu rasa-rasanya masih dapat kita temukan di sekeliling
kita. AlhamdulilLAH, indahnya lagi pohon ini amnya
dapat tumbuh di manapun ia berada bahkan dalam apa
cuaca yang berbeza sekalipun.

Hampir seluruh bahagian pohon pisang dapat dimanfa’atkan
manusia
. Mulai dari akarnya sebagai ubat sakit perut,
batangnya diguna dalam majlis keramaian umpamanya
menjadi tempat menceracak bunga manggar bagi kenduri
kendara bahkan pada suatu masa ia juga dimanfa’atkan
dalam majlis berkhatan. Manakala daunnya boleh dijadikan
pembungkus dan juga alas makanan, seterusnya jantung
pisang enak dibuat ulam dan kerabu, dan hinggalah
kepada buahnya yang lazat untuk dimakan ataupun dimasak.




Begitulah seharusnya setiap kita, dapat memberikan
manfa’at bagi orang lain dengan segenap apa yang kita
miliki
. Beramal dan terus beramal dalam segala kemampuan
serta mengusahakan sehabis daya, mengulurkan sebarang
bantuan, ihsan hatta sekecil apa pun yang kita miliki.

Sebagaimana pohon pisang senantiasa dapat berbuah tanpa
mengenal musim
. Sebabnya ia memang tak mengenal
waktu dalam ber’amal. Tidak mengenal masa dalam
berbuat kebaikan. Memang seharusnya kontribusi (sumbang
bakti) tidak hanya dapat kita berikan pada saat-saat
tertentu di kala kita menginginkan semata kerana kontinutitas
(terus2n) dalam sesuatu kebermanfa’atan akan senantiasa
dapat menjaga stabilitas IMAN; sehinggalah kita tidak
mudah tumbang diterpa ‘hama’ yang selalu menggerogoti
keIKHLASan.




Untuk itu, pohon pisang akan menyimpan cadangan
airnya pada musim hujan dan menggunakannya pada
musim kemarau. Kita pun demikian, harus mengetahui
di saat mana begitu lelah dan membutuhkan orang lain
atau di saat kita terasa tegar ber’amal dalam meniti jalan
panjang kehidupan ini.
Masing-masing kita tentunya pernah
merasa sedemikian jenuh dan butuh nasihat dari orang lain
bahkan pernah (*sememangnya mesti selalu) merasa diri sangat
dekat dengan KHOLIQ. Justeru, manfa’atkanlah masa-masa
itu, kerana tidak semua bisa kunjung ‘menjenguk’ ketika
jiwa kita membutuhkan penyegaran.

Pohon pisang dalam habitat aslinya selalu hidup berkelompok.
Jika ada pohon pisang yang menyendiri tentulah kerana
perbuatan manusia; namun insyaALLAH kelak yang dibiarkan
itu terus tumbuh dan akan membentuk komunitas pohon
pisang juga.

Untuk dapat bermanfa’at dan kontribusi bagi umat dan
diri kita sendiri, kita membutuhkan teman sebagai penguat
.
Kita butuh kawan sebagai pengingat. Kita perlu orang lain
untuk memacu dan memicu optimalisasi potensi
kebermanfa’atan kita.

Ketika kondisi (keadaan) menuntut kita untuk memandiri,
maka ‘ciptakanlah pohon pisang’
lain sehingga kita tetap
tak sendiri. Ya, untuk mencapai puncak produktivitas
kontribusi, kita perlu berjema’ah. Sehingga kontribusi
amal kita tak cepat mati.




Pohon pisang pun umumnya takkan mati sebelum ia berbuah.
Ia senantiasa meninggalkan tunas-tunas baru sebelum
akhirnya ia mati
. Sebelum ajal kita tiba, sebelum akhirnya
kita harus kita harus meninggalkan dunia ini, sudahkah
kita menyiapkan generasi berkualitas yang dapat meneruskan
keberlangsungan kontribusi kita yang lebih baik lingkungan?

Sudahkah kita tinggalkan kader-kader unggul yang siap
berjibaku untuk terus ber’amal dan memberikan kebermanfa’atan
bagi ‘alam? Jika belum, siapkanlah.

Hidup ini terlalu sempit kalau hanya memikirkan diri sendiri.
Hidup ini teramat singkat kalau tanpa kebermanfa’atan kita
bagi orang lain. Dan untuk itu, sebenarnya kita tak perlu
sebesar pohon durian ataupun setinggi pohon pinang untuk
memberikan manfa’at. Yang terpenting adalah kontribusi
nyata. Dan biarlah ALLAH Subahanahu wa Ta’ala yang
akan menilai dan memberikan balasan.

Sabda baginda nabi sholla ALLAHu ‘alaihi wassalam
yang bermaksud:

Sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfa’at
bagi orang lain
.” (HR Bukhari)

WalLAHU’ALAM bishowab.

-- oleh Wahyu, Kajian Utama: Tarbawi. Dzulhijjah 1426--





MasyaALLAH, alhamdulilLAH…

Seterusnya, suka untuk saya turut titipkan sebingkis tazkirah
yang saya peroleh ketika menghadiri salah satu daripada
siri kuliyyah maghrib: Noktah Bidayah yang disampaikan
al fadhil ustaz Nor Azman di surau kolej ke-5, Univ. Malaya,
jiran IPBA selang seminggu yang lepas, di mana al fadhil ustaz
ada bawakan satu kalamul hikam, menurut ustaz ia kata-kata
al Imam Ghazali
, atau barangkali juga mana-mana ulama’
walLAHU’ALAM.




Sekabur-kabur tulisan lebih baik daripada sekuat-kuat ingatan




Demikianlah, sebenarnya ia diungkap pada penutup majlis,
ibarat satu teguran berhikmah ustaz terhadap para ikhwah
apabila mengenangkan setelah beberapa siri diperhatikan,
amat sukar kedapatan ikhwah yang mencatit sebarang nota
kuliyyah,
yang mana berbeda sekali dengan penataan pada
akhowat yang tekun dan setia bersama buku catitan dan mata
pena di sisi saban waktu. Apabila kita nilaikan kata-kata
hikmah tadi, sejujurnya, pengertiannya begini: jika ‘ilmu
yang kita peroleh bisa kita catatkan hatta sebaris dua,
insyaALLAH kelak andai kata kita telah tiada, maka
ditaqdirkan-NYA anak cucu kita menemukan nota tazkirah
kita, maka sudah tentu ia bisa sama-sama manfa’atinya
dan perlebarkan lagi jalinan ilmu itu
.



Barangkali ada yang yakin ia punya memori yang kuat, tapi
lupakah kita akan hakikat asal kalimah “insan” itu sendiri,
datangnya dari kalimah “nasiya” bukan? Ertinya lupa”,
bahkan dalam ayatul Quran, merujuk pada peristiwa di sa’at
nabi Adam ‘alaihi salam terpedaya dek pujukan iblis laknatulLAH,
hinggap dicecap buah dari pohon terlarang
, kalimah yang
digunakan ialah “fanasiyaa”, yang beerti maka ia pun lupa,
walLAHU’ALAM bishowab, mohon perbetuli saya andai
penjelasan yang saya sampaikan ini punya salah silap atau
lemah, asifi
. Jelasnya, indikator tadi menggamparkan yang
hakikinya sifat lupa itu ada pada manusia, sebab itulah
ALLAH Ta’ala menganjur bahkan menegaskan kita agar
terus-teruskan saling memberi peringatan sesama kita,
sila rujuki dan tadabburi firman-NYA dalam surah al ‘asr nanti.

Awas! Jangan mudah merasakan kita punya ingatan yang
kuat, barangkali ya insyaALLAH sa’at kuliyyah dan beberapa
jarak selepasnya ia masih bisa kuat melekat pada kotak
fikiran kita., namun sejauh mana guaranteenya bagi kita
bagi dua, tiga bulan apa lagi tahun dan puluhan tahun lagi?
WalLAHU Ta’ala ‘ALAM. Sekurang-kurangnya catitan
bisa menjadi bukti dan bahan perwarisan bagi manfa’at
generasi yang bakal kita lahirkan dan mujahid mujahidah
yang bakal meneruskan perjuangan fisabililLAH, insyaALLAH,
itu yang kita mahu, insyaALLAH saya yakini itu
.



Hatta mushaf al Quran yang ada di tangan kita pada hari ini,
bayangkan andai tiada sempat direkodkan, insyaALLAH
ada kesempatan nanti cuba-cubalah singkapi lembaran sirah
berkaitan tiga peringkat pengumpulan al Quran:
1. Zaman RasululLAH sholla ALLAHu ‘alaihi wassalam,
2. Zaman Khalifah Abu Bakar al Siddiq r.a.
dan 3. Zaman Khalifah Uthman bin ‘Affan r.a.


Sebermula ia dari pengumpalan dalam dada berupa
penghafalan dan penghayatan
hinggalah ke pengumpulan
dalam bentuk tulisan pada bahan-bahan tertentu.


InsyaALLAH ayuh sama-sama ya, nanti di kala luwes kita
singkap sekali yang barangkali juga merupakan satu revisi
bagi yang telah ‘aalim dan ‘aarif akan peristiwa Perang
al Yamamah, yang menyebabkan ramai di kalangan para
sohabat penghafaz al Quran gugur syahid fisabililLAH pada
tahun ke-12 Hijrah,
seterusnya bagaimana pula dengan
peranan Zayd bin Thabit r.a. bahkan banyak lagi,
insyaALLAH moga ALLAH karuniakan kemudahan bagi
kita untuk itu, walLAHU Musta’an
.

MasyaALLAH, alhamdulilLAH,
Panjang benar pula jadinya bicara saya kali ini,
alhamdulilLAH ALLAH itu MAHA Mendengar keluhan
para du’ah-NYA. AlhamdulilLAH.




Ya ALLAH,
Sungguh saya telah menyampaikan petunjuk ini kepada
mereka. Dan, saya mohon ampun pada-MU atas kejahilan
saya dalam menyampaikannya. Masukkanlah saya,
orang tua saya, adik-adik saya, sohabat-sohabat, tetangga
serta kaum Muslimin seluruhnya ke dalam golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk. Ampunilah
kami ya ALLAH. Kasihanilah kami di hari ketika sanak
saudara dan sohabat-sohabat dekat tidak bisa menolong
sedikit pun. Amiin Ya ROBBAL ‘Aalamiin
.

(* jazakumulLAH wa yarhamkumulLAH buat al fadhil
ustaz Mohd. Fauzil Adhim sefamili
, biarpun saya tiada
pernah mengenalinya serealitinya, namun pembacaan
saya pada penulisannya, masyaALLAH banyak sekali
manfa’at yang saya peroleh, alhamdulilLAH, do’a
yang baru saya titipkan tadi pun merupakan sebagiannya
).


Saamihni ‘ala kulli hal, do’akan UMMAH sama-sama ya!
InsyaALLAH, ALLAHUMMA a’iz ISLAM wa al
Muslimun fi kulli makan wa fi kulli zaman, amiin.

Wassalamu’alaykum warahmatulLAHI wabarokaatuh.


al mukhlisah
,
Bintu Yusof,
26 Rabiul Awwal 1428H
,
IPBA, Kuala Lumpur,
MALAYSIA.


1 Comments:

  • At 10:23 PM, Blogger simpleshida said…

    aiwah... info yg byk manfaatnye..
    erm.. enti dah back to ipba..? praktikal.. or continue sem more? kak pun lame xmsg ngn elly.. last jumpe dec...hehe.. sempat singgah umahnye di ganu kite..=)

     

Post a Comment

<< Home

Powered by ClockBot.com }