~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~: NIKMAT yang DiLALAIkan

~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim, alhamdulillah, syukur ana rafa'kan ke hadrat Allah SWT kerana dengan izin-Nya, maka ana telah dapat membangunkan sebuah laman sebagai pengantar wadah bicara antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain. Semoga usaha ana ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT. Amiin. Salam Ukhwah wa Mahabbah Islamiah daripada ana 'the daughter of Haji Yusof' buat antum sekalian. Yarhamkumullah! ISLAM NO.1 kini dan selama-lamanya, insyaALLAH. ALLAHUAKBAR 3X! Wassalam wbt.

Wednesday, February 21, 2007

NIKMAT yang DiLALAIkan

.

Penulis asal: Al Ustadzah Ummu Ishaq
Zulfa Husein al Atsariyyah

Sumber: Majalah As Syariah.com
Tarikh Publikasi: 15 April 2005.
Translitasi & olah tulis
kembali
: Bintu Yusof





Betapa ramai orang menyedari bahawa hidup ini sangat
singkat dan hanyalah bersifat sementara. Namun, sayang
sekali, kesedaran yang diberi tidaklah begitu dihargai dan
dihayati, alhasil, waktu sering terbuang percuma begitu
sahaja.

AstaghfirulLAH al ‘Aazim..
mohon panduan ROBBI dalam meneruskan penulisan ini,
sungguh ia amatlah besar ertinya bukan sahaja buat puteri
-puteri Muslimah yang daku kasihi bahkan diriku sendiri,
yang masih dalam pendakian membina peribadi nan sholihah
juga generasi ROBBAni, walLAHU Musta’an
. Moga
keislahan terus-terusan insyaALLAH.


Ketahuilah, wahai diri dan saudariku Muslimah…!
Se- HAQ nya, waktu, bagi seorang Muslim yang menyedari
betapa berharganya tujuan hidupnya di dunia, tidak akan
dibiarkan berlalu begitu sahaja dengan sia-sia
. Ia tidak sama
sekali menjunjung momokan si Barat materialis yang
amat cintakan duniawi hingga menatahkan waktu dengan
bidalan “ Time is Money”.

Sebaliknya, Muslim itu mengatakan “waktu itu untuk ibadah
kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala
”. Hakikatnya, umur
kita pendek, waktu kita cuma sedikit, sedangkan kita harus
mempersiapkan bekal yang banyak
untuk menempuh
perjalanan menuju perkampungan Akhirat, seterusnya
bertemu dengan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala.





Duhai diri dan saudariku…!
Antara waktu-waktu yang kita miliki, ada waktu lapang,
waktu senggang, atau waktu yang kosong dari kesibukan.
MasyaALLAH, betapa waktu-waktu terluang demikian itu
merupakan kenikmatan dari ALLAH Subhanahu wa Ta'ala
yang mesti digunakan sebaik-baiknya sebagai tanda syukur
kepada-NYA.
Namun kenyataannya, kebanyakan dari kita
lalai akan nikmat ini sehingga kita pun merugi. RasuluLLAH
ShallALLAHu 'alaihi wa sallam
menyatakan dalam sabdanya
yang agung:

نِعْمَتاَنِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِماَ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ

Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia merugi
(terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala) di dalamnya,
iaitu kesihatan dan waktu luang
.”

(HR. Al-Bukhari no. 6412)


Hadith yang mulia di atas bersirat banyak faedah kepada
kita (merujuk pada kupasan al fadhilah Ustazah Ummu Ishaq):



Pertama:
sepantasnya bagi kita memanfaatkan waktu sihat dan waktu
luang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada ALLAH Subhanahu
wa Ta'ala dan mengerjakan kebaikan-kebaikan sebelum
hilangnya dua nikmat itu
. Lagipun perjalanan hidup ini tidak
selamanya lapang, tapi berlikuan, tiba masanya, waktu luang
akan diikuti dengan kesibukan
, dan masa sihat akan disusul
dengan sakit.




Kedua:
ISLAM sangat memperhatikan dan menjaga waktu sebagaimana
ISLAM menitik beratkan kesihatan badan
yang akan membantu
sempurnanya agama seseorang
dalam melaksanakan segala
perintah ALLAH dan meninggalkan larangan-NYA
.



Ketiga:
Dunia adalah ladang Akhirat. Maka sepantasnya seorang
hamba membekali dirinya dengan taqwa dan menggunakan
kenikmatan
yang diberikan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala
untuk taat kepada-NYA.



Keempat:
Mensyukuri nikmat ALLAH Subhanahu wa Ta'ala adalah
dengan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-NYA.
(Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhis Shalihin, 1/180-181)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahuLLAH berkata:

Banyak orang merugi di dalam dua jenis kenikmatan ini,
nikmat sihat dan waktu luang
. Oleh sebab, apabila seorang
insan dalam keadaan sihat, ia mampu menunaikan apa yang
Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan kepadanya dan
mampu meninggalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala
larang. Dadanya dalam keadaan lapang dan hatinya tenang
.
Demikian pula waktu luang, bila memang ada orang lain
yang menyiapkan dan mencukupi kebutuhannya, ia pun lepas
dari beban pekerjaan
.

Namun bila seseorang punya waktu luang dan ia dalam
keadaan sihat, maka ia banyak merugi di dalamnya
.
Kebanyakan waktu yang ada, kita sia-siakan tanpa faedah.
Kita memang tidak mengetahui kerugian ini di dunia,
akan tetapi nanti ketika ajal telah datang dan ketika terjadi
hari Kiamat, barulah seorang insan menyedarinya.

ALLAH Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


حَتَّى إِذَا جآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ
قاَلَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صاَلِحاً فِيْماَ تَرَكْتُ


Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang
dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai ROBB-ku, kembalikanlah
aku ke dunia agar aku bisa mengerjakan amal sholih yang
dulunya aku tinggalkan’
.”
(Al-Mukminun: 99-100)


ALLAH Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:


مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
. وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْساً إِذَا جآءَ أَجَلُهاَ وَاللهُ خَبِيْرٌ بِماَ تَعْمَلُوْنَ


Sebelum datang kematian menjemput salah seorang
dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai ROBB-ku, seandainya
ENGKAU menangguhkan kematianku sampai waktu yang
dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang
-orang yang sholih.’ Dan ALLAH sekali-kali tidak akan
menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang
waktunya. Dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang
kalian kerjakan
.”
(Al-Munafiqun: 10-11)

Kenyataan yang ada, banyak waktu kita berlalu sia-sia
tanpa kita manfaatkan dan kita pun tidak bisa memberikan
manfaat kepada salah seorang dari hamba-hamba ALLAH
Subhanahu wa Ta'ala
. Kita tidak merasakan penyesalan akan
hal ini kecuali bila ajal telah datang
. Ketika itu seorang insan
pun berangan-angan agar ia diberi kesempatan kembali ke
dunia walau sedetik untuk beramal kebaikan, akan tetapi
hal itu tidak akan didapatkannya.”





Asy-Syaikh rahimahuLLAH juga menyatakan:

Terkadang nikmat ini luput sebelum datangnya kematian
pada seseorang, dengan sakit yang menimpanya hingga ia
lemah untuk menunaikan apa yang ALLAH Subhanahu wa
Ta'ala wajibkan
terhadapnya, ia merasakan dadanya sempit
tidak lapang dan ia merasa letih
. Terkadang datang kesibukan
pada dirinya dengan mencari nafkah untuk dirinya sendiri
dan keluarganya
sehingga ia terluputkan dari menunaikan
banyak dari amal ketaatan
.

Oleh sebab itulah sepantasnya bagi insan yang ber‘aqal
untuk memanfaatkan waktu sihat dan waktu luangnya
dengan melaksanakan ketaatan kepada ALLAH Subhanahu
wa Ta'ala sesuai dengan kemampuannya
. Jika ia dapat
membaca Al Qur’an, maka hendaklah ia memperbanyak
membacanya. Bila ia tidak pandai membaca Al Qur’an
maka ia memperbanyak zikir kepada ALLAH Subhanahu
wa Ta'ala
. Bila ia tidak dapat melakukan hal itu, maka ia
melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Atau mencurahkan
apa yang ia mampu berupa bantuan dan amal kebaikan
kepada saudara-saudaranya
. Semua ini adalah kebaikan
yang banyak namun luput dari kita dengan sia-sia.”

(Syarah Riyadhis Shalihin, 1/451-452)





Duhai diriku, syahiditusuci dan saudariku sekalian
mudah-mudahan apa yang ditulis dalam lembaran ini
memberi faedah kepada kita, moga ALLAH Ta’ala
juga memberkati usaha murni al fadhilah ustazah
Ummu Ishaq menitipkan idea ini, jazakumulLAHU
ahsanul jaza’.


Ayuh, sama-samalah kita memohon kepada ALLAH
Subhanahu wa Ta'ala agar DIA mengurniakan tawfiq
kepada kita
untuk ber’amal kebaikan sepanjang waktu
kita di dunia
ini dan semoga DIA memandu serta
memudahkan kita untuk menjaga waktu dengan
sebaik-baiknya, mengisinya dengan amal ketaatan
kepada-NYA sebagai tanda syukur akan nikmat-NYA,
insyaALLAH, amiin.
Mudah-mudahan dengan begitu,
ALLAH Subhanahu wa Ta'ala akan terus mengekalkan
nikmat-NYA kepada kita dan menambahnya dengan
kemurahan dari sisi-NYA

Firman ALLAH Ta’ala:
.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ


Dan ingatlah ketika ROBB-mu memaklumkan:
‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti KAMI akan
menambah nikmat itu kepada kalian. Dan jika kalian
mengingkari nikmat-KU, maka sesungguhnya azab-KU
sangat pedih’
.”

(Ibrahim: 7)


WalLAHU Ta’ala ‘Alam bish-showab.


Bumi ALLAH,
2 Safar 1428H,
sehari sebelum usiaku bertambah
satu angka di belakang
,
SyahidituSuci Ukhtukum filLAH.


p/s:




salam..kemaafan saya pohon lantaran kerana tiada
dapat meng ‘update’kan koleksi dan himpunan translasi
serta olah kembang penulisan-penulisan sekerap dahulu di
muka web ini
. InsyaALLAH, atas kapasiti termampu saya
akan usahakan sekurang-kurangnya ada satu penulisan
terbaru
setiap bulan.

AlhamdulilLAH, biiznilLAH kepulangan bercuti selama
seminggu di Darul IMAN kali ini
, membolehkan saya
editasi, translasi serta olah kembang penulisan beberapa
insan yang lebih faqiih berbanding saya, yang bak kata
ayahanda al mukhtar ibarat anak kecil yang baharu
merangkak belum lagi bertatih apatah lagi berjalan sendiri
.

Hakikinya tunjang idea dan gagasan perbahasan utama
adalah milik penulis asal, alhamdulilLAH
apa yang
saya inisiatifkan adalah menggalak perkongsian ‘ilmiah
sesama Muslim bersaudara
bagi setiap pembacaan saya,
disamping mengolah mana-mana bahagian isi serta
mengalih mudah mana-mana frasa pembacaan yang
barangkali saya rasakan sukar untuk difahami segelintir
pembaca
. Moga ada khairnya, insyaALLAH, sama
-sama ambil manfa’at serta usaha dan do’akan
kesejahteraan UMMAH! Saamihni ‘ala kulli hal,
bilLAHI sabilil haq, wassalamu bilkhair ajma’in
.



0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Powered by ClockBot.com }