~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~: *BENARKAH ENGKAU SEORANG PEJUANG?

~* Perantau Akhirah, Musafir Perjuangan *~

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim, alhamdulillah, syukur ana rafa'kan ke hadrat Allah SWT kerana dengan izin-Nya, maka ana telah dapat membangunkan sebuah laman sebagai pengantar wadah bicara antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain. Semoga usaha ana ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT. Amiin. Salam Ukhwah wa Mahabbah Islamiah daripada ana 'the daughter of Haji Yusof' buat antum sekalian. Yarhamkumullah! ISLAM NO.1 kini dan selama-lamanya, insyaALLAH. ALLAHUAKBAR 3X! Wassalam wbt.

Tuesday, July 11, 2006

*BENARKAH ENGKAU SEORANG PEJUANG?

.
BismilLAH, alhamdulilLAH, assalamu’alaykum warahmatulLAHI wabarakatuh,

Khas buat saudara/ri seaqeedah yang dirahmati ALLAH,
alhamdulilLAH, biiznilLAH, sedang ana melayari jaringan eletronik (internet) membaca tinta-tinta ‘ilmiah hasil fikiran saudara saudari seaqeedah yang ana hormati dan hargai kerana ALLAH, artikel yang ana lampirkan berikut, berjaya menarik perhatian ana bukan sahaja buat perhatian diri bahkan kelangsungan ana ambil, kongsi dan paparkan di gerbang eletronik ini bakal simbahi manfa’at buat entum jua, insyaALLAH.

WalLAHU Ta’ala ‘Alam, moga ada khairnya, insyaALLAH.

Saamihni ‘ala kulli hal, inni al faqiirah ila ROBBIha, selamat membaca…

(p/s: for better image presentation, kindly refresh the page)

~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~*

BismilLAH..

BENARKAH ENGKAU SEORANG PEJUANG?





Engkau ingin berjuang,
tapi tidak mampu menerima ujian,
rusak oleh pujian,
tidak sepenuhnya menerima pimpinan
dan tidak begitu setiakawan.

Engkau ingin berjuang,
tapi tidak sanggup berkorban,
tidak sanggup terima cobaan
dan hanya ingin jadi pemimpin
agar pengikut menjadi agak segan.

Engkau ingin berjuang,
tapi kesehatan
dan kerehatan tidak sanggup engkau korbankan
dan waktu tidak sanggup engkau luangkan.

Engkau ingin berjuang,
tapi dirimu tidak engkau tingkatkan,
disiplin diri engkau abaikan,
janji kurang engkau tunaikan
dan kasih sayang engkau abaikan

Engkau ingin berjuang,
tapi para tamu engkau abaikan,
anak isteri engkau lupakan
dan ilmu berjuang engkau tinggalkan.

Engkau ingin berjuang,
tapi pandangan engkau tidak diselaraskan,
rasa bertuhan engkau abaikan
dan iman taqwa engkau lupakan.

- Qatrunnada

~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~*

Hudzaifah.org - BENARKAH ENGKAU SEORANG PEJUANG?





Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. Mengaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sindir di dalam Al Quran,

"Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan 'kami beriman' sedang mereka tidak di uji lagi?"

(QS. Al Ankaabut: 2-3)


Sang Pejuang Sejati



Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."

(QS. 3:142).

Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, "Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin."

Aduhai, sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang besar. Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah saw bersabda,

"Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan, sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah."

Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata.

Demi Allah, keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat.

Sesungguhnya keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur'an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, surga.

Pengorbanan






Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda'wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da'wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5,

"....Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam."

Pun dalam surat Al Muzzamil,

"Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah."

Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq.

Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga?

Sangatlah jauh, bagaikan punduk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush'ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan.

Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya surga dan neraka. Ada amanah da'wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda?

Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan "keseriusan" atau tidak banyak bergurau sebagai bagian dari 10 wasiatnya. Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestina belum terbebaskan.

Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, bisa jadi karena di antara kita -saat di luar halaqah- jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir. Bahkan sungguh aneh, dapat tertawa dan tidak menyimak ketika Al Quran dibacakan di dalam pembukaan ta'lim. Atau saat kaset murottal diputar, mengobrol tak mengindahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Quran itu baru sampai di tenggorokan saja.

"Akan tiba suatu masa dalam ummat ketika orang membaca Al Qur'an, namun hanya sebatas tenggorokannya saja (tidak masuk ke dalam hatinya)."

(HR. Muslim).

Dimanakah air mata keimanan?

Ya Rabbi, ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu.


Kederisasi generasi sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja karena ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar.


20 Muwashofat Sang Pejuang





Setidaknya, ada 20 kriteria yang harus dimiliki pejuang, yang disarikan dari Al Quran dan hadits, yaitu :

1. Aqidahnya bersih (saliimul 'aqiidah)

2. Akhlaknya solid (Matiinul khuluqi)

3. Ibadahnya benar (Shohiihul I'baadah)

4. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi)

5. Pikirannya intelek (Mutsaqqoful fikri)

6. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi)

7. Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadiirun 'alal kasbi)

8. Efisien dalam memanfaatkan waktu (Hariisun 'alal waqti)

9. Bermanfaat bagi orang lain (Naafi'un lighoirihi)

10. Selalu menghindari perkara yang samar-samar
(Ba'iidun 'anisy syubuhat)

11. Senantiasa menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan)

12. Selalu istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi)

13. Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan
(Gaddhul bashor wahifdul hurumat)

14. Lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun wahubbul 'afwi)

15. Benar, jujur dan tegas (Al Haq, Al-amanah-wasyja'ah)

16. Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun fil'amal)

17. Rendah hati (Tawadhu')

18. Berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina')

19. Senantiasa siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi)

20. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir (Asysyidda'u 'alal kuffar)


Penutup





Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita belaka. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwashofat) yang harus di penuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini,

"Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur'an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya."

(Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal).

Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta'ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita tak ada apa-apanya.

Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu.





Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar SANG KEKASIH percaya bahwa kita mencintai-Nya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita.

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.."

(QS. Al Maidah : 54 - 56).

[ http://www.hudzaifah.org]


~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~* ~*

Bintu Yusof:

BismilLAH, alhamdulilLAH,

segala puja puji hanya layak bagi TUHAN, benar menjadi seorang pejuang ILAHI, penegak panji MARWAN FISABILiLLAH, bukan mudah dan bukan juga perkara entengan, namun ingatlah, ana memetik nukilan nasihat daripada seorang sohabat yang ana hormati dan hargai kerana ALLAH TA'ALA iaitu:

" Maa laa yudraku kulluhu laa yutroku kulluhu = Apa yang kita tak dapat lakukan semua,jangan kita tinggalkan semuanya"

dan tidak lupa juga petikan kata-kata Dr. 'Aidh al Qarni;

"Jangan anda hiraukan segala sesuatu yang tak mampu anda selesaikan, sebagai penggantinya, curahkanlah waktu dan untuk berusaha memperbaiki segala yang mampu anda perbaiki".





Fikir-fikirkanlah..
ini juga peringatan buat diri ana sendiri yang ada kalanya disoroti kealpaan, namun syukur alhamdulilLAH, insyaALLAH, dengan izin AR RAHMAN AR RAHIM, tiadalah ketiduran selamanya. Syukur juga atas-NYA bagi pengurniaan teman-teman yang sholih wa sholihah di sekitar, buat ingatan dan pemberi ingatan:

Firman ALLAH Subahanahu wa Ta'ala yang mafhumnya:

"dan tetaplah mberi peringatan, krn ssungguhnya peringatan itu bmanfaat bg org2 berIMAN"

(surah ad dzaariyaat , surah 51 ayat 55)


Akhirul kalam..





Suatu ketika ana pernah sisipkan ia buat seorang sohabat, kini ana tintakan lagi buat semua, moga daripada setinta bicara ia bisa menyimbahi selautan manusia akan manfa'atnya itu, insyaALLAH

"Perhatikanlah, jangan sampai anda termasuk orang-orang yang dikenal oleh para jiran dan sanak saudara anda sebagai ahli kebajikan, seorang sufi, ahli zuhud, lagi ahli ibadah, padahal keadaannya di sisi ALLAH sebaliknya, kerana sesunggunya ALLAH memberi anda balasan hanya menurut apa yang DIA Ketahui dari anda, bukan menurut apa yang DIA Ketahui daripada anda, bukan menurut apa yang dikenal oleh manusia."

(Yahya B. Mu'az)

WalLAHU TA'ALA ALAM.


Moga ada khairnya, insyaALLAH.

Ismihni 'ala kulli hal,

Bersama do'akan kesejahteraan dan kejayaan serta keamanan buat UMMAH!InsyaALLAH, amiin.

Wassalamu bilkhair ajma'in.


al faqiirah ila ROBBIha,
Bintu Yusof,
15 Jumada al Akhirah 1427H(Sls)
TRC, Downtown, Auckland, NEW ZEALAND.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Powered by ClockBot.com }